4 research outputs found

    OPTIMALISASI TAMBANG PIT C2HU DENGAN METODE SECANT PILE PADA AREA RAWA DI SITE SAMBARATA, PT BERAU COAL

    Get PDF
    Sambarata Mine Operation (SMO) merupakan salah satu site penambangan yang dimiliki oleh PT Berau Coal, dimana pada Site ini terdapat 4 pit penambangan aktif yang menjadi prioritas penambangan pada tahun 2022 salah satunya adalah Pit C2HU. Pit C2HU ini memiliki cadangan volume batubara sebesar 6,4 juta ton dengan kalori ≥ 6000 cal/gr., Pit C2HU berada di area rawa yang memiliki kedalaman mencapai 15 meter dan berada dekat dengan Sungai Sambarata yang merupakan Sungai orde 3 dengan lebar sungai ±20 meter dan memiliki beda tinggi pasang surut hingga 7 m. Dengan kondisi rawa dan kondisi regional Pit C2HU, proses penambangan dengan metode cut and fill konvensional membutuhkan lereng yang sangat landai untuk mendapatkan kestabilan lereng yang aman. Hal ini akan berdampak pada hilangnya cadangan Batubara pada Pit C2HU. Dinding penahan tanah menggunakan metode Secant pile merupakan salah satu improvement yang dilakukan untuk optimalisasi penambangan batubara di Pit C2HU. Secant pile merupakan dinding penahan tanah yang dibentuk dengan menggunakan bored pile yang disusun dengan rapat, sehingga beban lateral dari material rawa, embankment sungai dan rencana jalan hauling dapat ditahan oleh Bored pile berdiameter 1.180 mm yang dikombinasikan dengan dinding utama serta buttress. Dengan metode secant pile ini, overall slope tambang dapat dibentuk lebih tegak dari rekomendasi awal geoteknik yaitu lereng dibentuk sudut 6 derajat pada material rawa dan dengan adanya secant pile lereng material rawa dapat dibentuk menjadi sudut 90 derajat, hal ini juga berperan terhadap optimalisasi cadangan batubara tambahan sebesar 1,13 juta Ton. Pemodelan secant pile dilakukan dengan menggunakan program PLAXIS 3D dengan didukung data geooigi, geoteknik dan hidrologi sehingga didapatkan desain yang optimal. Selain itu, pelaksanaan pekerjaan juga telah mempertimbangkan aspek keselamatan operasional sehingga aktivitas pada saat konstruksi dapat berjalan dengan aman

    Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansi di Bojonegoro dengan 15% Fly Ash Menggunakan Metode Deep Soil Mixing Berpola Single Square Terhadap Daya Dukung Tanah

    No full text
    Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki daya dukung tanah yang rendah, oleh karena itu diperlukan suatu upaya stabilisasi agar nilai daya dukungnya meningkat sehingga dapat digunakan sebagai tanah dasar dalam suatu konstuksi. Dari hasil pengujian mekanis dan plastisitas tanah diketahui bahwa tanah di daerah Bojonegoro merupakan tanah lempung ekspansif. Maka dari itu, diperlukan adanya upaya stabilisasi agar daya dukung tanah tersebut meningkat. Upaya stabilisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencampuran bahan aditif berupa fly ash dengan menggunakan metode deep soil mixing (DSM). Dalam penelitian ini digunakan kotak berukuran 50 x 50 x 50 cm dengan pelat pembebanan (B) seluas 5 x 5 cm serta menggunakan diameter kolom (D) sebesar 2 cm. Kadar fly ash yang digunakan sebesar 15%. Pengujian beban dilakukan pada tanah asli dan tanah yang sudah distabilisasi dengan variasi jarak antar kolom (1D, 2D, dan 3D) dan panjang kolom DSM (1B, 2B, dan 3B ) dengan waktu perawatan selama 4 hari. Dari hasil penelitian, didapatkan variasi jarak antar kolom dan panjang kolom memiliki pengaruh terhadap peningkatan daya dukung tanah. Jarak antar kolom yang semakin besar akan mengurangi peningkatan daya dukung tanah. Sedangkan, panjang kolom yang semakin besar akan meningkatkan daya dukung tanah. Variasi jarak antar kolom memberikan pengaruh yang lebih besar  terhadap peningkatan daya dukung tanah dibandingkan variasi panjang kolom. Dari rasio volume tanah yang terstabilisasi, didapatkan bahwa nilai pengembangan pada tanah juga menurun. Kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Fly Ash, CBR, Deep Soil Mixing, Daya Dukung Tana

    Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Lempung Ekspansi di Bojonegoro dengan 15% Fly Ash Menggunakan Metode Deep Soil Mixing Berpola Single Square Terhadap Daya Dukung Tanah

    No full text
    Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki daya dukung tanah yang rendah, oleh karena itu diperlukan suatu upaya stabilisasi agar nilai daya dukungnya meningkat sehingga dapat digunakan sebagai tanah dasar dalam suatu konstuksi. Dari hasil pengujian mekanis dan plastisitas tanah diketahui bahwa tanah di daerah Bojonegoro merupakan tanah lempung ekspansif. Maka dari itu, diperlukan adanya upaya stabilisasi agar daya dukung tanah tersebut meningkat. Upaya stabilisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencampuran bahan aditif berupa fly ash dengan menggunakan metode deep soil mixing (DSM). Dalam penelitian ini digunakan kotak berukuran 50 x 50 x 50 cm dengan pelat pembebanan (B) seluas 5 x 5 cm serta menggunakan diameter kolom (D) sebesar 2 cm. Kadar fly ash yang digunakan sebesar 15%. Pengujian beban dilakukan pada tanah asli dan tanah yang sudah distabilisasi dengan variasi jarak antar kolom (1D, 2D, dan 3D) dan panjang kolom DSM (1B, 2B, dan 3B ) dengan waktu perawatan selama 4 hari. Dari hasil penelitian, didapatkan variasi jarak antar kolom dan panjang kolom memiliki pengaruh terhadap peningkatan daya dukung tanah. Jarak antar kolom yang semakin besar akan mengurangi peningkatan daya dukung tanah. Sedangkan, panjang kolom yang semakin besar akan meningkatkan daya dukung tanah. Variasi jarak antar kolom memberikan pengaruh yang lebih besar  terhadap peningkatan daya dukung tanah dibandingkan variasi panjang kolom. Dari rasio volume tanah yang terstabilisasi, didapatkan bahwa nilai pengembangan pada tanah juga menurun. Kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Fly Ash, CBR, Deep Soil Mixing, Daya Dukung Tana
    corecore